Pelajaran 5, Kegiatan 2
Sedang berlangsung

Kuliah

Pelajaran Progress
0% Menyelesaikan
00:00 /

Era awal dari sejarah Perjanjian Lama berakhir dengan kisah Israel di tepi Sungai Yordan menunggu untuk memasuki tanah mereka. Generasi ini telah hidup di tenda-tenda dan banyak yang memakan manna sepanjang hidup mereka dan sekarang siap untuk menetap di tanah yang Allah janjikan kepada bapa mereka, Abraham.

Kita menyebut periode Perjanjian Lama berikutnya sebagai era Pendudukan karena kitab-kitab”waktu” dari Yosua dan Hakim-Hakim dan kitab-kitab “warna” dari Rut dan Ulangan menceritakan kisah Israel menyerang dan menetap di tanah mereka. Era Pendudukan sulit untuk ditanggalkan secara tepat, tetapi mencakup sebuah periode sedikitnya lebih dari 400 tahun. Periode ini dimulai dengan penugasan Yosua di Yosua 1, lalu berlanjut melalui periode bencana para hakim dan berakhir dengan transisi ke era Kerajaan.

Era Pendudukan menceritakan tiga kisah utama. Pertama, Ulangan menggambarkan ikatan perjanjian antara Allah dan Israel yang mempersiapkan mereka untuk hidup di tanah baru mereka. Kedua, Yosua memimpin Israel untuk mengambil kepemilikan atas tanah mereka, membaginya di antara suku-suku, dan menetap untuk tinggal di sana. Hakim-Hakim mencatat pemberontakan Israel terhadap Allah dan konsekuensi-konsekuensi tragis dari dosa mereka. Rut memberikan kita sebuah pandangan sekilas tentang orang-orang di Israel yang tetap setia kepada Allah selama masa yang mengerikan yang dicatat dalam Hakim-Hakim.

Yosua

Yosua adalah kitab keberhasilan. Tujuan kitab ini adalah untuk menunjukkan bagaimana Allah menepati janji-Nya untuk membawa Israel ke tanah yang Ia janjikan akan berikan kepada Abraham dan keturunannya. Gagasan besarnya adalah bahwa Allah menghargai ketaatan. Umat-Nya mengikuti hukum-Nya dan Dia membimbing dan melindungi Israel ketika mereka merebut kembali tanah Abraham.

Kisah Yosua mencakup sejarah Israel dari amanat Yosua di pasal 1 hingga kematiannya di pasal 24; dan memiliki tiga pergerakan utama. Pertama, Israel menaklukkan tanah mereka di bawah perlindungan Allah (pasal 1-12). Selanjutnya, mereka membagi tanah di antara suku-suku dan menunjuk kota-kota untuk orang-orang Lewi (pasal 13-21). Kitab ini ditutup dengan dua pesan Yosua untuk Israel di pasal 22-24. Ia mengulas kembali kesetiaan Allah kepada Israel dari Abraham hingga saat ini dan kemudian, berdasarkan kesetiaan Allah, ia menantang Israel untuk hidup berdasarkan hukum-hukum Allah.

Joshua adalah tokoh utama dalam kitab ini. Dia pertama kali diperkenalkan dalam Keluaran 17 sebagai pemimpin militer Israel. Dia juga satu-satunya orang yang diizinkan untuk menemani Musa ke Gunung Sinai ketika Allah memberi Israel hukum (Keluaran 24:13). Dia dan Kaleb adalah dua mata-mata yang mendesak Israel untuk memercayai Allan dan untuk menyerang Kanaan.

Yosua 1-12 mencatat penugasan Yosua sebagai pilihan Allah untuk memimpin Israel ke tanah mereka. Kitab itu kemudian mencatat penyeberangan Sungai Yordan yang ajaib, kekalahan Yerikho, dan banyak kemenangan yang dialami Israel ketika mereka merebut kembali tanah mereka.

Kemudian pasal 13-21 menggambarkan bagaimana Israel membagikan bagian-bagian tanah itu kepada dua belas suku. Dua pidato Yosua yang menantang dan respons positif Israel menutup kitab dengan sebuah nada yang tinggi. Yosua menantang Israel untuk “takut akan TUHAN dan melayani dia dengan segala kesetiaan.” Dia mendesak mereka untuk membuang berhala-berhala mereka dan membuat pilihan untuk mengikuti Allah secara sadar. Dia membuat pilihannya sendiri dengan jelas kepada mereka dengan mengatakan, “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan melayani TUHAN” (Yosua 24:14-15). Orang-orang menjawab, dan “Orang Israel beribadah kepada TUHAN sepanjang zaman Yosua dan sepanjang zaman para tua-tua yang hidup lebih lama dari pada Yosua, dan yang mengenal segenap perbuatan yang dilakukan TUHAN bagi orang Israel” (Yosua 24:31).

Hakim-Hakim

Hakim-Hakim 1:1 melanjutkan kisah Yosua dan mengikat kedua buku dari era Pendudukan ini bersama-sama. “Sesudah Yosua mati, orang Israel bertanya kepada TUHAN: ‘Siapakah dari pada kami yang harus lebih dahulu maju menghadapi orang Kanaan untuk berperang melawan mereka?’” Hakim-hakim 1:1-26 mencatat keberhasilan berbagai suku ketika mereka menaklukkan wilayah mereka. Tetapi kemudian dalam 1:27 suasana hati berubah dengan sebuah daftar suku yang tidak mematuhi perintah Allah untuk mengusir orang Kanaan keluar dari tanah itu. Allah memerintahkan Israel untuk tidak hidup di antara orang Kanaan atau untuk berpartisipasi dalam agama mereka. Akan tetapi, Hakim-Hakim 2:11 memberi tahu kita, “Lalu orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka beribadah kepada para Baal.” Sisa dari kisah Hakim-Hakim melanjutkan tema ketidaktaatan Israel dan penghakiman Allah ini.

Gagasan besar kitab Hakim-Hakim adalah bahwa Israel gagal menepati janji-janji yang mereka buat kepada Allah dan menderita akibat ketidaktaatan mereka. Tujuan kitab ini adalah untuk mengungkapkan apa yang terjadi di Israel antara keberhasilan mereka di bawah kepemimpinan Yosua dan keberhasilan mereka di bawah pemerintahan Daud sebagai raja. Para karakter utama dalam kitab ini adalah para hakimnya. Meskipun ada dua belas hakim yang disebutkan dalam buku ini, hanya enam dari mereka yang disebut sebagai hakim “besar” karena kisah mereka diceritakan secara lebih rinci. Otniel, Ehud, Debora, Gideon, Yefta, dan Simson adalah para hakim utama.

Kitab ini dibagi menjadi tiga bagian. Pendahuluan mencatat kegagalan Israel untuk sepenuhnya menaklukkan tanah mereka (1:1-2:5). Kemudian bagian utama dari kitab ini mengulangi siklus empat tahapan ketidaktaatan Israel. (1) Dosa Israel dijelaskan. (2) Allah menghukum ketidaktaatan mereka dengan mengirim salah satu dari bangsa di sekitar mereka untuk menindas mereka. (3) Israel bertobat, dan (4) Allah mengutus seorang pahlawan, yang disebut seorang hakim, untuk membebaskan mereka. Hakim-Hakim mencatat enam dari siklus ini dalam 2:6-16:31. Setiap siklus dimulai dengan pengumuman bahwa “orang Israel melakukan kejahatan di mata Tuhan” (3:7, 12; 4:1; 6:1; 10:6; 13:1).

Bagian terakhir yang dicatat dalam pasal 17-21 mengungkapkan degradasi tragis dari kehidupan religius dan sipil Israel selama masa para hakim. Umat Allah telah menolak Dia sebagai raja mereka dan kelima pasal ini menggambarkan dengan sangat rinci betapa buruknya kehidupan mereka. Bagian akhir dari narasi ini dibuka dan ditutup dengan pengumuman yang sama bahwa “pada masa itu tidak ada raja di Israel; setiap orang melakukan apa yang benar menurut pandangannya sendiri ”(17:6; 21:25). Dan pernyataan bahwa “tidak ada raja di Israel” diulang dua kali lagi dalam 18:1 dan 19:1. Penulis menekankan apa yang terjadi ketika Israel menolak Allah sebagai raja mereka. Tanpa raja dan tidak ada cara untuk mengatur perilaku orang, bahkan umat pilihan Allah, dengan semua sejarah berkat-Nya, menjadi sebuah bangsa yang biadab dan berbahaya. Kitab Hakim-Hakim ditulis selama monarki Israel dan menunjukkan mengapa Israel membutuhkan seorang raja untuk memerintah mereka.

Ulangan

Yosua dan Hakim-Hakim adalah kitab-kitab “waktu” yang menggerakan narasi Perjanjian Lama melalui era Pendudukan dalam sejarahnya. Akan tetapi, rincian-rincian penting ditambahkan dalam kitab-kitab “warna” Ulangan dan Rut. Ulangan adalah salah satu dokumen Perjanjian Lama yang paling penting karena ia menyajikan ikatan perjanjian teologis yang menjelaskan dan menafsirkan sejarah Israel dari zaman Musa hingga akhir Perjanjian Lama. Peristiwa-peristiwa kitab itu terjadi di akhir cerita kitab Ulangan.

Gagasan besar Ulangan paling baik disajikan dalam kata-kata Musa sendiri,

Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya. Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, maka aku memberitahukan kepadamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu akan binasa; tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya (Ulangan 30:15-18).

Hukum-hukum, atau formula ini, yang diberikan Musa kepada Israel dalam kitab Ulangan menjanjikan berkat Allah untuk kepatuhan dan kutukan-Nya untuk ketidaktaatan. Itu adalah ide besar Ulangan.

Yosua dan Hakim-Hakim, dua kitab berikutnya dalam Perjanjian Lama, menggambarkan Hukum-Hukum Kitab Ulangan ini dalam tulisan detail. Israel mematuhi Allah di bawah kepemimpinan Yosua dan Allah melindungi dan memberkati mereka. Hakim-Hakim mencatat kefrustrasian dan kegagalan Israel karena mereka memberontak melawan Allah dan hukum-hukum-Nya. Hukum-Hukum Kitab Ulangan yang sama itu menandai abad-abad di bawah raja-raja Israel yang taat dan tidak taat dan menyebabkan kehancuran dan perbudakan terakhirnya oleh kekuatan-kekuatan asing.

Ulangan diatur sekitar tiga pidato yang diberikan Musa kepada Israel. Dalam pidato pertama yang dicatat dalam 1:1-4:43, Musa memperdengarkan kembali kesetiaan Allah kepada Israel. Pidato kedua, yang dicatat dalam 4:44-28:68, mengorganisasi hukum-hukum utama Israel seputar Sepuluh Perintah yang diberikan Allah di Sinai. Kemudian, dalam pidato ketiga dalam pasal 29-33, Musa menjabarkan secara terperinci bagaimana Allah akan memberkati Israel karena kepatuhan terhadap hukum-hukum itu dan mengutuk mereka karena ketidaktaatan. Pasal-pasal ini, yang disebut Hukum-Hukum Kitab Ulangan, menjadi ciri sejarah Israel sejak diberikan hingga akhir Perjanjian Lama. Ulangan 34 mencatat kematian Musa.

Musa adalah karakter utama dalam Ulangan. Akan tetapi penting untuk diingat bahwa pidatonya disampaikan kepada anak-anak warga Israel yang keluar dari Mesir. Tujuan pidato adalah untuk mempersonalkan ikatan perjanjian Allah dengan generasi Israel ini dalam persiapan untuk keberhasilan mereka di tanah baru mereka. Penekanan utama dalam kitab ini adalah “Shema” Israel yang terkenal yang dicatat dalam Ulangan 6:4-5, “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.” Pernyataan penting ini menegakkan siapa Allah Israel itu, fakta bahwa Ia adalah satu Allah, dan bahwa hubungan yang Ia inginkan antara diri-Nya dan umat-Nya didasarkan pada kasih.

Rut

Kitab warna kedua di era Pendudukan adalah sebuah kisah keberhasilan di tengah kegagalan. Ayat pembuka kitab itu memberi tahu kita bahwa peristiwa itu terjadi, “pada zaman para hakim memerintah” (Rut 1:1). Gagasan besar Rut adalah bahwa meskipun Israel sebagai suatu bangsa tidak mematuhi hukum-hukum Allah, Allah tetap memberkati orang-orang yang menaati-Nya. Karakter-karakter utamanya adalah Naomi, Rut, dan Boas. Dalam 1:1-5 Naomi dan keluarganya pindah ke Moab karena kelaparan di Israel. Salah satu putra Naomi menikahi seorang wanita Moab bernama Rut. Setelah suami dan putra Naomi meninggal di Moab, Naomi kembali ke Betlehem dan Rut menyertainya (1:6-22).

Di bagian tengah kisah yang dicatat dalam 2:1-4:12, Rut menikahi seorang pria saleh di Betlehem bernama Boas dan mereka memiliki seorang bayi laki-laki. Cerita diakhiri dengan Naomi menggendong putra Ruth dan Boas, Obed. Tujuan dari kitab kecil ini kemudian diungkapkan. Rut 4:16-22 memberi tahu kita bahwa Obed adalah ayah dari Isai, ayah dari Daud. Allah dengan luar biasa telah memberkati ketaatan Naomi dan Rut. Dia memberi Rut seorang suami untuk merawatnya dan kemudian memberi mereka seorang bayi laki-laki. Akan tetapi, Allah juga menempatkan wanita Moab ini yang mengikuti hukum-Nya ke dalam garis keturunan Raja Daud. Dan karena dia berada dalam garis keturunan Daud, dia adalah leluhur Mesias yang dijanjikan Allah. Matius menyertakan nama Rut ketika ia menulis silsilah Yesus (Matius 1:5).

Diatur oleh Hukum-Hukum Kitab Ulangan, era Pendudukan memperkenalkan dalam cerita-cerita tertulis ini tentang berkat-berkat ketaatan yang mulai dalam Yosua dan Rut dan kisah-kisah tragis tentang kegagalan para hakim. Biarkan pembaca yang bijak merenungkan dan dengan hati-hati menimbang kebenaran dari era Pendudukan Israel ini.