Pelajaran 4, Kegiatan 2
Sedang berlangsung

Kuliah

Pelajaran Progress
0% Menyelesaikan
00:00 /

Budaya individualisme telah membuat sejumlah orang Kristen berpikir bahwa mereka bisa menghindari ‘agama yang tertata’ dan hanya menjalani hidup Kekristenan seorang diri saja. Allah tidak pernah menginginkan kita menjadi orang Kristen yang ‘terasing.’ Setelah membuat keputusan pribadi untuk mengikut Kristus, kita tidak bisa mempertahankan perjalanan rohani yang terpisah dari orang percaya lain. Allah memahaminya dan ini alasan mengapa Dia menyediakan gereja lokal sebagai tempat untuk mengalami pertumbuhan rohani dan membantu orang-orang yang kita jumpai di sana.

l. Mengapa Terlibat di Gereja?

Bukanlah kebetulan kalau salah satu pengertian pekabaran Injil memberitahukan bahwa pertobatan sejati seharusnya berujung pada keterlibatan di gereja lokal.

William Temple menyatakannya dengan cara berikut: ‘Pekabaran Injil adalah menyajikan Yesus Kristus di dalam kuasa Roh Kudus sehingga orang-orang percaya kepada-Nya sebagai Juruselamat dan melayani Dia sebagai Tuhan melalui persekutuan umat-Nya.’

Kini, hubungan semacam ini dijumpai terutama di gereja. Sangatlah penting bagi kehidupan rohani kita untuk memahami bahwa Allah senantiasa menekankan pentingnya gereja dan mengapa kita harus terlibat.

ll. Apa Yang Kita Maksudkan Dengan ‘Gereja’?

Kata yang diterjemahkan menjadi gereja di Perjanjian Baru berasal dari kata Yunani ecclesia yang bermakna ‘mereka yang dipanggil.’ Ini adalah kata yang secara sederhana menandai mereka yang sudah dipisahkan dari dunia melalu hubungan dengan Yesus Kristus. Gereja bukanlah gedung ataupun organisasi. Gereja adalah organisme hidup yang tersusun atas orang-orang Kristen.

Gereja bisa dipahami melalui dua cara. Pertama, ada istilah gereja yang kasat mata. Para teolog tidak bermaksud bahwa Anda tidak bisa melihatnya namun bahwa gereja mewakili semua orang percaya di masa lalu, kini dan yang akan datang. Sudah menjadi tujuan hidup mereka untuk hidup selama-lamanya bersama Tuhan Yesus dalam komunitas orang percaya.

Dengan mengumpamakan Yesus sebagai Sang Gembala dan orang percaya sebagai domba, Dia berujar,

“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa” (Yohanes 10:27-29).

Menjadi orang Kristen bermakna berada di dalam hubungan dengan Kristus yang kita percayai dan ikuti.

Hal kedua dari gereja sering disebut sebagai ‘gereja yang tak kasat mata.’ Ini merujuk kepada mereka yang diketahui giat terlibat di komunitas iman yang di dalamnya orang Kristen berusaha bertumbuh dalam kehidupan rohani dan melayani Kristus.

Sangatlah penting bagi setiap anggota untuk saling bergantung satu sama lain sehingga Perjanjian Baru berulang kali menghimbau kita untuk senantiasa terlibat:

‘Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat’ (Ibrani 10:24-25).

lll. Apa Faedah Yang Diberikan Gereja?

Ketika kita menaklukkan hasrat akan kebebasan dan menjadi terlibat dalam gereja lokal, kita menerima faedah rohani yang sangat besar. Mari teliti secara singkat beberapa di antaranya.

A. Tempat Menyembah

Kita memuliakan Allah dengan hidup dan penyembahan kita. Ini sebabnya mengapa penyembahan adalah kunci atas kehidupan setiap orang Krsiten dan dalam kegiatan gereja sebagai sebuah kesatuan. Pujian dan penghormatan yang kita naikkan kepada Allah secara pribadi dan melalui penyembahan berjamaah akan berlangsung sampai selama-lamanya.

Secara pribadi, kita bisa memiliki kerinduan untuk menyembah setiap hari sepanjang minggu, seperti yang Paulus perintahkan ketika berujar, ‘[t]etaplah berdoa’ dan ‘[m]engucap syukurlah dalam segala hal’ (1 Tesalonika 5:17-18). Namun jika tujuan penyembahan adalah untuk memuliakan Allah, menyembah sendirian tidaklah cukup. Ketika orang-orang Kristen dengan kerinduan untuk menyembah berkumpul bersama, upaya memuliakan, memegahkan, dan menghormati Allah menjadi berlipat ganda. Tatkala melakukan itu, kita dibawa lebih dekat kepada-Nya dan satu sama lain.

B. Tempat Bertumbuh

Orang percaya terpapar pelbagai gagasan keagaamaan sepanjang hidupnya.

Sangatlah menarik untuk mencatat bahwa proses pertumbuhan yang Allah siapkan untuk para orang percaya bergantung pada pemenuhan gizi oleh Firman Allah, yang sepenuhnya berisi kebenaran alkitabiah. Petrus memanfaatkan gambaran kebutuhan seorang anak akan susu:

‘Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh’ (1 Petrus 2:2).

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘murni’ di ayat ini sesungguhnya bisa diterjemahkan secara harafiah menjadi ‘tidak tercemar.’ Semua tulisan di Alkitab adalah bahan pokok untuk memperoleh kebenaran rohani. Gereja yang setia mengajarkan dan memberitakan Firman Allah adalah sumber tak ternilai bagi orang percaya.

C. Tempat Bersekutu

Tidak perlu menjadi orang Kristen untuk waktu lama sebelum menyadari bahwa Allah adalah kudus dan kita memiliki kecenderungan berdosa. Kendati kita mungkin berusaha sungguh-sungguh untuk taat, pilihan keliru kita mungkin tidak hanya menghalangi persekutuan dengan Allah namun juga bisa menciptakan jurang pemisah antar sesama orang percaya. Obat penawarnya adalah pemurnian terus-menerus dan senantiasa berusaha terhubung dengan Allah dan orang percaya lainnya melalui persekutuan.

‘Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa’ (1 Yohanes 1:5-7).

Kata Yunani untuk ‘persekutuan’ adalah koinonia dan bermakna ‘memiliki kesamaan dalam segala hal.’ Sebagai orang percaya, identitas terutama kita terkait dengan Allah Bapa dan sesama orang percaya melalui Kristus. Sama-sama memiliki Kristus adalah dasar terkokoh untuk semua persekutuan.

D. Tempat Memberi

Tatkala diberikan peluang emas untuk bertambah makmur, seringkali orang merasakan kebutuhan untuk berbagi kepada orang lain sebagian berkat yang telah mereka terima. Lewat dukungan keuangan kepada gereja lokal, kita bisa membantu memperluas pelayanan penjangkauan dan pertumbuhan,

membantu yang kekurangan, dan mengutus para pekabar Injil ke seluruh dunia demi pelebaran Kerajaan Kristus.

Inti dari gagasan mengenai memberi adalah tekad yang Allah harapkan ada di dalam diri kita.

‘Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan’ (2 Korintus 9:7-8).

Ketika berniat memberi dengan sukacita bagi pekerjaan Tuhan, kita menerima janji bahwa Allah akan menyediakan kebutuhan kita dan melipatgandakan peluang untuk pekerjaan baik.

E. Tempat Melayani

Gereja lokal adalah tempat bagi para pemimpin berbakat menyediakan latihan sehingga kita bisa menemukan tempat untuk melayani Tuhan.

Paulus melukiskannya seperti ini:

‘untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus’ (Efesus 4:12-13).

Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi ‘memperlengkapi’ adalah istilah di kalangan nelayan yang merujuk pada menjahit lubang pada jala. Maknanya sungguhlah penting. Banyak dari kita merasa tidak sanggup ketika diminta mengajar orang lain, memanfaatkan karunia bermusik, atau membantu dengan cara apapun. Anda bisa berkilah bahwa kita tidak dilatih untuk ini. Ini sebabnya Allah telah menyediakan para pemimpin berbakat untuk menyiapkan latihan sehingga bisa menambal semua kekurangan kita.

lV. Gambaran Kepala dan Tubuh

Perbandingan utama yang disajikan Perjanjian Baru untuk membantu kita memahami maksud Allah bagi gereja adalah dengan memanfaatkan tubuh dengan Yesus Kristus sebagai kepala dan semua orang percaya sebagai anggota tubuh yang berbeda, yang tunduk kepada kepemimpinan kepala.

Paulus menjelaskan hal ini ketika dia berbicara bagaimana Allah memuliakan Yesus:

‘Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu’ (Efesus 1:22-23).

Tatkala terangkat ke Sorga, Yesus menjanjikan para pengikut-Nya bahwa Dia akan mengutus Roh Kudus untuk hidup di dalam mereka, dan, melalui itu, kehadiran-Nya akan berlipat ganda di dunia ini melalui orang Kristen. Roh Kuduslah, yang berdiam di dalam kita, yang menjadi nyawa tubuh Kristus, yakni gereja, dan mengendalikan berbagai anggota tubuh melalui Sang Kepala, Yesus Kristus sendiri.

Paulus lagi-lagi membantu kita memahami hal ini ketika dia berkata,

‘Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh’ (1 Korintus 12:12-13).

Salah satu dampak dari perbandingan dengan tubuh ini adalah kita bersatu sebagai orang Kristen. Dalam melukiskan gereja, Kitab Suci tidak hanya berkata bahwa kita adalah anggota dari tubuh yang satu, tubuh Kristus, namun juga berkata bahwa setiap anggota tubuh memiliki fungsi tersendiri yang bekerja secara kompak dengan anggota tubuh lainnya. Paulus secara khusus berujar bahwa sama halnya tubuh kita yang memiliki mata, telinga, hidung, tangan, dan kaki, begitu pula anggota gereja memiliki peran berbeda namun saling melengkapi, yang dirancang untuk mendukung dan bekerja sama dengan anggota lain (1 Korintus 12:15-27).
Satu contoh yang Paulus kemukakan adalah jika salah satu bagian tubuh kesakitan, seluruh tubuh ikut kesakitan (1 Korintus 12:26). Kita tahu bahwa ini persis seperti tubuh jasmani kita. Ketika tangan kita tersayat, rasa sakitnya terasa di tangan, namun seluruh tubuh ikut menanggapi. Mulut kita mengaduh kesakitan. Sel darah putih kita sibuk melawan infeksi, dan sel-sel mengatur diri membentuk lapisan luar dan memulihkan luka itu. Banyak anggota tubuh yang bekerja sama untuk mewujudkan ini. Senada dengan ini, Paulus menyiratkan bahwa kita sebagai anggota tubuh Kristus segera turun tangan membantu anggota yang sedang kesusahan. Singkatnya, semua anggota tubuh bahu-membahu demi kebaikan bersama dan untuk memajukan pekerjaan Allah di dunia.

V. Karunia Rohani

Allah telah berjanji akan menugaskan kita fungsi tertentu sebagai anggota tubuh, dan dengan ini, Dia memberikan kemampuan untuk mengerjakan fungsi itu demi kebaikan seluruh tubuh dan kemuliaan-Nya. Dia menyebut kemampuan istimewa ini sebagai karunia rohani karena dianugerahkan oleh Roh Kudus. Ketika memanfaatkan karunia yang Allah berikan, kita sanggup mengerjakan hal-hal yang tidak pernah kita impikan mampu dilakukan. Tatkala bersandar kepada karunia Roh Kudus, kita mendapati bahwa yang kita kerjakan dan katakan memiliki kuasa dan kemanjuran yang tidak mungkin dimiliki dengan cara lain. Kita secara ajaib diberikan karunia untuk melakukan hal-hal ajaib.

Apa saja karunia atau kemampuan yang dikaruniakan oleh Roh Kudus?

Kita menjumpai daftar di Roma 12:6-8; 1 Korintus 12:8-10; Efesus 4:11; dan 1 Petrus 4:10-11. Karunia ini mencakup melayani, iman, mengajar, bernubuat, memberitakan Injil, membagi-bagikan, memimpin, menunjukkan kemurahan, hikmat, pengetahuan, dan menyembuhkan. Semua ini harus dimanfaatkan untuk membangun jemaat dan membagikan pesan mengenai Kristus (1 Korintus 14:4-5, 26; Efesus 4:11-13).

Tatkala menjumpai beragam karunia ini, kita mulai memperhatikan bahwa jika beragam anggota tubuh mengerjakan fungsi yang diperuntukkan baginya maka kebutuhan jemaat, sebagai sebuah kesatuan dan masing-masing pribadi, bisa terpenuhi. Misalnya saja, apakah mereka yang diberikan karunia mengajar mengajarkan FIrman Allah sehingga segenap anggota memetik faedahnya.

Mereka yang dberikan karunia memberitakan Injil bersemangat untuk membawa orang belum percaya ke dalam tubuh Kristus dengan memperkenalkan mereka kepada Yesus, Sang Kepala. Mereka yang diberikan karunia administrasi mengurus kepemimpinan organisasional tubuh Kristus, dan mereka yang diberikan karunia menunjukkan kemurahan memimpin yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan jasmani, keuangan, dan batin anggota tubuh Kristus. Mereka yang diberikan karunia iman membawa kita menuju tingkatan baru dalam pelayanan baik di gereja maupun di dunia sekitar kita.

Bagaimana mengetahui karunia apa yang kita miliki?

Pertama-tama, minta kepada Roh Kudus untuk menunjukkannya. Dia mungkin menarik kita kepada karunia tertentu ketika mendoakannya dan memperhatikan kebutuhan di antara orang percaya yang beribadah bersama-sama dan yang kita layani.

Kedua, ujicobakan karunia kita dengan melayani di bidang yang diminati atau di tempat kita merasakan dorongan. Jika pelayanan itu menghasilkan tanggapan memuaskan dari mereka yang bekerja bersama kita, dan jika ada gema persetujuan dari Roh Kudus di dalam diri, kita bisa maju terus, memperluas penggunaan karunia itu demi kemuliaan Allah.

Vl. Mercusuar Terang Rohani

Gereja lokal adalah lembaga yang tidak sempurna karena dibentuk oleh orang-orang yang tidak sempurna. Tak terelakkan jika terkadang muncul perselisihan di tengah persekutuan orang yang telah ditebus. Meski begitu, misi kita untuk menjadi terang dunia dan pembawa kebenaran rohani harus mengalahkan semua perbedaan sepele antara kita dan orang lain.

‘Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan’ (Filipi 2:14-16).

Ketika kita meminta kepada Allah jalan keluar yang baik, dan bukannya mengeluh, kita bisa membuat kemajuan dan menjadi mercusuar rohani bagi mereka yang belum menemukan Sang Juruselamat.